Sabtu, 05 Mei 2007

Bekerjalah dengan Keras

Seringkali kita tidak habis pikir, mengapa walaupun telah berusaha, apa yang kita lakukan tidak juga membuahkan hasil. Perasaan demikian banyak dianggap wajar saja. Dengan telah melakukan sesuatu, kita akan berfikir bahwa kita tidaklah hanya berpangku tangan. Tidak bermalas-malasan.

Padahal pikiran seperti itu merupakan sesuatu kesalahan. Dengan melakukan satu hal kita merasa telah telah gugur dari suatu kewajiban, merupakan satu ciri dari kemalasan. Mungkin ini merupakan salah kebiasaan buruk bangsa kita yang kurang berbuat.

Dalam sepakbola nasional, (sebagai contoh), kita dapat melihat kurangnya spirit bangsa kita dalam bermain. Padahal kualitas individu pemain kita tidaklah terlalu buruk. Malahan sebenarnya bisa mendekati kualitas pemain dunia, -bukan lagi Asia. Jadi, masalah mental individu pemainlah yang membuat prestasi sepakbola kita hanya seperti sekarang.

Hal itu dapat kita lihat, pada saat awal bertanding, permainan timnas kita seringkali sangat baik. Pada awal-awal waktu itu pula timnas mampu mengimbangi tim-tim besar. Bahkan mereka sering memiliki peluang untuk unggul terlebih dahulu. Akan tetapi memasuki babak ke-2, terlebih menit menit akhir, permainan timnas kita selalu berantakan. Seolah tidak ada motivasi bermain lagi.

Apakah memang seperti itu mentalitas bangsa kita?

Baiklah, memang sebaiknya kita tidak usah memusingkan bangsa ini. Kita pikirkan saja diri kita. Bukan berarti kita egois. Yang saya maksud di sini adalah semangat kita untuk bekerja. Bahasa kerennya; etos kerja (halllaah... ;-)).

Sebelumnya perlu kita camkan bahwa setiap kita harus bekerja. Bekerja yang tidak hanya bekerja saja. Akan tetapi harus ada target. Lebih pastinya, tujuan. Ini yang mungkin selama ini kurang diperhatikan. Seringkali kita bekerja dan berusaha hanya sekedarnya saja. Seolah-olah hanya untuk menggugurkan kewajiban kita saja.

Apabila kita bekerja, kita harus secepatnya mewujudkan tujuan kita. Tentunya bersungguh-sungguh dengan segenap pikiran dan kekuatan kita. Semuanya harus dilakukan dengan keras dan mental baja. Apabila satu tujuan telah tercapai, kita harus langsung menentukan satu tujuan kita berikutnya. Demikian seterusnya.

"Tidak ada seorangpun di dunia ini yang bekerja terlalu keras sehingga ia tidak mampu mengerjakan apa-apa lagi". Demikian ungkapan seorang mantan pilot angkatan udara AS pada masa PD I yang kemudian merintis bisnis penerbangan pertama. Maaf..., saya lupa namanya.... :-). (Lagian nama 'kan nggak penting?!). Nyari alasan 'nih critanya....

Pakar motivasi Indonesia, Andri Wongso mengatakan,"Kita harus bekerja keras dalam hidup. Jika tidak, maka hiduplah yang akan keras kepada kita".

Semua harus dilakukan sendiri karena kesuksesan kita hanya ditentukan oleh diri kita sendiri. Apabila anda memiliki cita-cita, anda harus selalu merenungkan, seberapa jauh yang telah anda lakukan untuk dapat mewujudkan cita-cita itu. Seberapa keras anda telah bekerja dan berusaha.

Seorang teman saya tanya,"Kawan, apa cita-citamu kelak?".
Dia menjawab, "Saya ingin menjadi guru?".
Saya menukas,"Menurut kamu, apa yang telah kamu lakukan untuk mewujudkan cita-citamu itu?".
Dia terdiam menatap saya.